Staf Khusus Menteri Desa dan Pengembangan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Syaiful Huda meluncurkan sebuah buku berjudul 'Dari Desa Membangun Indonesia'.
Buku yang dikerjakan selama dua setengah tahun itu tidak hanya berisi pemaparan desa saat ini, tapi juga menjadi acuan lahirnya gerakan Sembilan Sayap Desa yang dikomandoi oleh Kemendes PDT. Ditemui usai peluncuran Syaiful menilai saat ini terdapat sejumlah desa dengan karakteristik berbeda. Salah satunya adalah desa yang memiliki perangkat lemah namun rakyat yang kuat. Begitu juga sebaliknya.
"Melalui Sembilan Sayap Desa ini kita berharap kolaborasi masyarakat dengan pemerintah desa yang Insya Allah menjadi desa mandiri," ujarnya kepada wartawan usai peluncuran buku di Kampus UPI Kota Bandung, Senin (20/11/2017). Syaiful mengatakan dengan gerakan tersebut bisa mempercepat transformasi di berbagai level dan aparatur desa. Contohnya adalah Ikatan Bidan Desa (IBDA) yang nantinya tidak hanya memberikan pelayanan tapi juga memberi edukasi agar masyarakat bisa turut berperan tanpa mengandalkan bidan yang ada. Contoh lainnya adalah Asosiasi Pedagang Pasar Desa (ASPARDes). Nantinya mereka bergerak untuk melindungi masyarakat desa dari masifnya pasar ritel modern yang saat ini mulai menggerogoti hingga ke tingkat desa. "Kemudian ada Korps Perempuan Desa Mandiri (KPDM) yang akan menggerakkan ibu-ibu di desa yang ulet. Lalu Asosiasi Pengelola BUMDes yang diharapkan tidak ada perusahaan besar beli tanah, tapi sistem secara holding yang punya saham masyarakat desa perusahaan sebagai off taker-nya saja," beber Syaiful. Soal pendanaan Syaiful menyebut nantinya gerakan tersebut berasal dari dana desa yang diswadayakan oleh masing-masing gerakan. Sebab dia menilai saat ini dana desa sudah sangat luar biasa dan mampu mengubah sebuah desa tertinggal menjadi desa maju. "Dari desa maju ini kemudian menjadi desa mandiri. Artinya ekonomi masyarakat desa sudah tumbuh masif, indeks pendidikan luar biasa dan kesehatan juga sama," ujarnya. (Baca: Peluncuran Desa Wisata Inklusi Ramah Difabel) Dalam buku dan gerakan tersebut terdapat pemaparan soal Sembilan Sayap Desa yang meliputi Gerakan Pemuda Desa, Ikatan Bidan Desa, Asosiasi Pengelola BUMDes, Korps Perempuan Desa Mandiri, Gabungan Petani Produk Unggulan Kawasan Perdesaan, Asosiasi Pedagang Pasar Desa, Lingkar Seni Budaya Desa dan Kantor Berita Desa. Saat peluncuran tersebut juga dihadiri oleh Ketum PKB Muhaimin Iskandar dan Mendes PDT Eko Putro Sandjojo yang juga diangkat menjadi Dewan Pembina Sembilan Sayap Desa.
Sumber: detik
Buku yang dikerjakan selama dua setengah tahun itu tidak hanya berisi pemaparan desa saat ini, tapi juga menjadi acuan lahirnya gerakan Sembilan Sayap Desa yang dikomandoi oleh Kemendes PDT. Ditemui usai peluncuran Syaiful menilai saat ini terdapat sejumlah desa dengan karakteristik berbeda. Salah satunya adalah desa yang memiliki perangkat lemah namun rakyat yang kuat. Begitu juga sebaliknya.
"Melalui Sembilan Sayap Desa ini kita berharap kolaborasi masyarakat dengan pemerintah desa yang Insya Allah menjadi desa mandiri," ujarnya kepada wartawan usai peluncuran buku di Kampus UPI Kota Bandung, Senin (20/11/2017). Syaiful mengatakan dengan gerakan tersebut bisa mempercepat transformasi di berbagai level dan aparatur desa. Contohnya adalah Ikatan Bidan Desa (IBDA) yang nantinya tidak hanya memberikan pelayanan tapi juga memberi edukasi agar masyarakat bisa turut berperan tanpa mengandalkan bidan yang ada. Contoh lainnya adalah Asosiasi Pedagang Pasar Desa (ASPARDes). Nantinya mereka bergerak untuk melindungi masyarakat desa dari masifnya pasar ritel modern yang saat ini mulai menggerogoti hingga ke tingkat desa. "Kemudian ada Korps Perempuan Desa Mandiri (KPDM) yang akan menggerakkan ibu-ibu di desa yang ulet. Lalu Asosiasi Pengelola BUMDes yang diharapkan tidak ada perusahaan besar beli tanah, tapi sistem secara holding yang punya saham masyarakat desa perusahaan sebagai off taker-nya saja," beber Syaiful. Soal pendanaan Syaiful menyebut nantinya gerakan tersebut berasal dari dana desa yang diswadayakan oleh masing-masing gerakan. Sebab dia menilai saat ini dana desa sudah sangat luar biasa dan mampu mengubah sebuah desa tertinggal menjadi desa maju. "Dari desa maju ini kemudian menjadi desa mandiri. Artinya ekonomi masyarakat desa sudah tumbuh masif, indeks pendidikan luar biasa dan kesehatan juga sama," ujarnya. (Baca: Peluncuran Desa Wisata Inklusi Ramah Difabel) Dalam buku dan gerakan tersebut terdapat pemaparan soal Sembilan Sayap Desa yang meliputi Gerakan Pemuda Desa, Ikatan Bidan Desa, Asosiasi Pengelola BUMDes, Korps Perempuan Desa Mandiri, Gabungan Petani Produk Unggulan Kawasan Perdesaan, Asosiasi Pedagang Pasar Desa, Lingkar Seni Budaya Desa dan Kantor Berita Desa. Saat peluncuran tersebut juga dihadiri oleh Ketum PKB Muhaimin Iskandar dan Mendes PDT Eko Putro Sandjojo yang juga diangkat menjadi Dewan Pembina Sembilan Sayap Desa.
Sumber: detik
0 Komentar